Andai aku bisa melupakanmu
Tapi angin waktu membawa kembali
kenangan tentangmu
Bagaimana caranya membencimu?
Kebohonganmu
Dunia gelapmu
Kebebasanmu
Bagaimana caranya membencimu?
Rabu, 15 Juli 2015
Membencimu?
Kamis, 09 Juli 2015
Minggu, 05 Juli 2015
Kau
Kau adalah kau
Kau yang pernah selalu kurindukan
Kau yang pernah membuatku terpukau
Kau yang selalu membuatku penasaran
Kau yang sarat dengan apa adanya kau
Kau yang menunjukkan indahnya ombak pada perairan tenang,
cerahnya warna pada dinding kelabu,
riak badai pada angin sepoi
Kau yang akan selalu kuingat
karena imajimu menggetarkan udaraku
# it is for you FYV
Selasa, 09 Juni 2015
Pengaruhmu
Mengherankan betapa besar
pengaruh satu orang itu padaku.
Setiap hari dia melintas di benakku.
Ketika bertemu,
sapaan dan candanya menceriakan hariku,
diamnya bagai kabut di hatiku.
Damn you!
Kamis, 04 Juni 2015
Ingin Bebas
Situasi menghimpit sempit
tanpa belas kasih menyesah raga
menyesakkan jiwa
Sampai kapan harus bertahan
hingga bebas tanpa kebas
Gelisah
Gelisah ini datang lagi
Resah ini mengusik lagi
Ketika ku tak bisa utarakan perasaan ini
Tersimpan rapat dalam relung hati
yang menunggu untuk digali
Sabtu, 30 Mei 2015
Kala Sepi
Kala sepi menghadangku, tak ada lagi
yang bisa kupikirkan selain dirimu
Meskipun ingatan tentangmu sangat menyiksa,
tak pernah bisa kuhentikan kemunculan
wajahmu di balik mataku
Kenangan tentangmu terus berulang
Percakapan fiktif denganmu tak terhindarkan
walau kenyataannya tak satu pun kata
terucap dari mulutku saat berhadapan denganmu
Merindukanmu
Sampai kapan siksaan ini terus mendera?
Hati yang tercabik mulai pulih,
lalu tercabik lagi
Lebih perlahan
Lebih lama
Keriuhan dunia tak menyembuhkan,
hanya menunda
Karena aku tak mungkin bisa lari
dari kenyataan pahit
merindukanmu
Terlalu Jauh
Pikiranku terkungkung
tak bisa meraihmu
hanya bisa memandang
bayangmu di tepian anganku
terlalu jauh untuk kuraih
Mendamba tatapan matamu
melihat lebih jauh isi hatimu
Kini tak bisa lagi
Pikiranku tak bisa menjangkaumu
Mungkin kau telah melupakanku
Minggu, 24 Mei 2015
Senyummu
Aku hanya ingin melihatmu tersenyum
Walau senyum itu bukan untukku
Tak apa kau tak lagi tersenyum padaku
Walau terkadang aku merindukan
saat ketika kita tertawa bersama
ketika kau lontarkan candamu
ketika kau menyapaku dengan senyummu
Tak apa kau tak lagi tersenyum padaku
Asal aku bisa melihatmu tersenyum
Walau senyum itu bukan untukku
Rabu, 22 April 2015
Tanpamu (3)
Aku harap ketika akhirnya bisa melupakanmu
tak terasa sakit
Tak bertemu denganmu pun
tak masalah
Tak bercengkrama denganmu pun
tak masalah
Bahkan tak melihatmu dari jauh pun
tak masalah
Hidupku tetap berjalan tanpamu
Tapi kenangan yang telah kautorehkan
tak bisa hilang
Ada kehampaan di ceruk yang
tak ingin kulihat lagi
Aku mungkin bisa melalui semua ini
tanpamu
Rabu, 15 April 2015
Jumat, 13 Maret 2015
Melupakanmu
Aku duduk di sini tanpamu
tanpa siapa pun
Hanya berbekal kenangan tentangmu
yang kian sirna seiring hembusan waktu
Bahkan aku tak menjumpai sosokmu
di ujung mimpiku
Inikah rasanya melupakan?
Jika kita bertemu lagi,
apa yang akan aku rasakan?
Kamis, 12 Maret 2015
Hilang
Sedikit demi sedikit perasaan ini mulai hilang
Aku tidak merasakan sakit lagi
Aku tak merasa gelisah lagi
Aku hanya sesekali memikirkanmu
karena aku tahu tak mungkin mengusikmu
Walau euforia itu mulai buyar,
aku masih merindukanmu
Aku tak ingin benar-benar kehilanganmu
atau melupakanmu
Namun sia-sia aku menahan bayangmu
dalam genggaman anganku
Seperti hendak menggenggam kabut,
ada tapi tak bisa kumiliki
Perlahan, kehampaan pun mengambil
alih kembali ruang di dalam hati ini
Euforia kehadiranmu seakan tak pernah ada
Gelombang yang pernah kau bawa telah berlalu
Tapi ingin selalu kuingat semua warna yang telah kau tinggalkan
Ingin selalu kuingat imaji tanpa batas yang kau kenalkan
Ketika badai telah benar-benar reda,
akankah aku kesepian lagi?
Apakah ini yang terbaik?
Pantaskah jika aku berharap
badai dan gelombang yang kau bawa
tak pernah berlalu?
Karena rasa rindu ini pun mulai sirna
Aku mulai menyapa kehampaan
# do you think of me, F Y V?
Minggu, 08 Maret 2015
Dua Minggu
Bulan yang sangat spesial bagimu
Masih segar di ingatanku
Banyak hal terjadi di bulan itu
Konflik di antara kita
yang kutanggapi terlalu serius
Keinginanku untuk menjauh
dan keinginanmu untuk menjauh
tak sepenuhnya benar
Mungkin sekarang lebih baik
Tanpa komunikasi
Tanpa informasi
Seharusnya lebih baik
Tapi hati ini terus bertanya-tanya
Apa yang sedang kau lakukan?
Apa yang sedang kau pikirkan?
Apakah kau baik-baik saja?
Kapan aku bisa menyapamu lagi?
Dua minggu terasa sangat lama bagiku
Kamis, 29 Januari 2015
Kamu
Dua malam yang lalu aku terlelap dengan ingatan tentangmu,
dengan rinduku padamu,
dengan harapku akan hadirmu,
dengan air mata mengering
dan rasa sakit di dada ini
karena menginginkanmu
Selasa, 20 Januari 2015
Sia-sia
Di awal minggu aku mati-matian berusaha melupakanmu,
tapi di akhir pekan aku bertemu denganmu
dan gelombang perasaan itu pun menghempasku lagi
Walau pikiranku menolak untuk mencecap hadirmu,
setiap sel di tubuhku bergetar tatkala aku terlalu dekat denganmu
hatiku tak bisa mengingkari bahwa kau masih berarti bagiku
Akankah kulalui ini setiap minggunya?
Jumat, 16 Januari 2015
Salahku
Aku tidak fokus karena siapa?
Karena dia?
Dia kah yang sempat mencuri hatiku?
Dia kah yang masih melekat di pikiranku?
Dia yang tatapan matanya selalu kuingat?
Dia yang ingin kulupakan sekaligus kurindukan?
Sudah kubilang ini salahku
Salahku karena mengenalmu
Salahku karena ingin dekat denganmu
Salahku karena peduli padamu
Salahku karena menyukaimu
Salahku
Jadi biarkan aku dengan rasa sakit ini
Percuma kau bilang tak ingin menyakitiku
Selasa, 13 Januari 2015
Pasang Surut
Untuk sesaat aku bisa melupakanmu
Aku yang mencari kembali makna hidupku
Aku yang menemukan kembali duniaku
Aku yang menemukan jalan pulang
Setelah beberapa waktu tersesat
dalam candu akan kehadiranmu
Aku hanya harus percaya bahwa
sesaat itu akan menjadi selamanya
Walau kini aku kembali tersiksa
oleh pasang surut bayangmu
Minggu, 11 Januari 2015
Sakit Ini
Bisakah aku melupakanmu?
Aku seharusnya melupakanmu
Bukan melupakan fisikmu,
tapi melupakan perasaan ini yang ada untukmu
Ah, tidak, bukan melupakan,
tapi menghilangkan perasaan ini
Karena kenangan pernah memiliki perasaan ini
takkan kulupakan
Namun, semakin aku ingin menghilangkan perasaan ini,
semakin kuat ia mencengkeram
hingga dadaku ini terasa sakit
Semakin aku ingin tak memikirkanmu,
semakin sering bayang sosokmu muncul dalam anganku
Lalu, ke mana aku harus pergi agar
gemuruh dalam dada ini mereda?
Bisakah aku hanya mengagumimu dari jauh?
Bisakah aku melihat tawamu dari jauh,
tanpa tertawa bersamamu?
Bisakah aku memandangmu dari jauh,
tanpa menatap balik wajahku di kedua bola matamu?
Bisakah aku melihat gerak-gerikmu dari jauh,
tanpa bercengkrama denganmu?
Menyiksa dirikah itu namanya?
Mungkin aku sudah menyiksa diriku
sejak memutuskan untuk mengenalmu.
*yes, this is about you
but, I don't want you to know*