Jenuh

Jenuh ini kembali datang
Pekat membayang pikiran
Berat jiwa melangkah
Dahaga tak terpuaskan
Rindu pada pulas membuai

Kapan derita ini akan berlalu
Kapan pikiran bisa lepas
bebas mengarung luas dunia
mengarah pada tujuan di cakrawala
Ya, hari itu akan datang

Dalam Mimpimu

Kau sangat dekat
tapi juga sangat jauh
Ketegaranmu tak tergoyahkan
Dinding tantangan pun
roboh di hadapanmu

Hanya lewat mimpi
ku dapat hamparkan selimut
tuk hangatkanmu
yang terlelap

Violinist

Tegap tubuhmu menyangga
biola di pundak
Lembut mimik wajahmu
penuh percaya diri
Tak luput dengan kacamata
berbingkai hitam

Lincah jemarimu
Tegas ayunan tanganmu
munculkan melodi indah
yang mengalun membuai
Tak padam kreativitasmu
Jun Sung Ahn :)

Terpuruk

Berat kelopak mata ini
Tumpul rasanya pikiran ini
Tugas apa
Tanggung jawab apa
Ingin kukerat lepas dari otak

Tak bisa berpikir jernih
Adakah yang berarti
Semua yang kujalani ini
Mana ceria
Mana kebahagiaan yang dulu

Berpacu dengan waktu
Abaikan gemilang dunia
Tengok pun tidak pada desau angin
Ingin kukerat lepas semua kerak
Hanya nikmati desahan alam
merasuk ke jiwa

Sampai nanti angan

Mau tak mau aku harus kembali
sejenak meninggalkan angan
kembali pada dunia yang berputar
kembali pada rutinitas hidup
menandakan bahwa aku hidup
dan bagian dari dunia yang majemuk

Tak melulu bising dan gesa
Tak melulu tugas dan tuntutan
Banyak hal unik di sela hiruk-pikuk
batas tipis antara angan dan nyata
jika jeli mata memandang

Hadirmu

Kau datang lagi
Goncangkan hatiku
Kacaukan pikiranku
Pacu jantungku
Hanya dengan hadirmu

Kukira aku akan baik saja
Kukira aku akan sanggup
hadapimu dengan tenang

Namun aku salah
Aku tak kan pernah bisa tenang
jika dekat denganmu
Seakan ada ramuan
yang menggelegak dalam darahku
Ramuan yang hanya bisa
dipicu olehmu
Itu karena kau datang lagi

Sesungguhnya kau tak pernah pergi
dari hatiku

Pertemuan

Hidupku baik saja tanpamu.
Hidupku baik saja tanpa mengingatmu.
Hidupku baik saja tanpa tahu kabarmu.

Ketika tahu kita akan bertemu, "sesuatu" itu muncul lagi.
Kuingat-ingat, lamaaaa sekali kita tak bertemu.

Ketika jarak tak lagi memisahkan kita,
aku merasa tak mampu menghampirimu.
Aku merasa tak mampu hadapi tatapan matamu.
Aku merasa tak mampu bercakap denganmu.


Namun, kita berteman.
Jabatan tangan dan sapaanmu sangat berarti.
Walau hanya sesaat perjumpaan kita,
kan selalu jadi kenangan.

Teruslah berkarya, kawan
:D

Kau

Tak pernah bosan ‘ku berpikir
tentang kau
tak pernah bosan ‘ku menulis
tentang kau
tak pernah ‘ku bosan mencari tahu
tentang kau
Sampai saatnya nanti
perhatianku teralihkan
pada yang lain

Belum Lelap

Kelopak mata ini terasa berat
Ingin kupejamkan saja
Tapi aku belum ingin terlelap
Banyak hal yang masih ingin
kupikirkan, tentang dirimu

Menulis

menulis tak hanya sekejap
menulis itu sepanjang waktu
imajinasiku tak mungkin berkelana
hanya sekejap
imajinasiku berkelana setiap saat
menemui mereka
di dunia tak kasat mata
hanya bisa dirasa dengan hati
membentuknya dengan kata
‘ku tak pernah lelah berkelana
‘tuk memetik kisah maya
saat dunia fana
terlalu angkuh ‘tuk disapa

Untukmu

Susah payah kubuat
untuk dirimu
hanya dirimu
kutempel kutulis
kulukis kupercik
kusapukan segenap kemampuanku
pada kertas itu
hingga jadilah
karya pertamaku
yang unik
hanya untukmu
yang sampai kini
tak juga kukirimkan

Mudah

Aku ingin merangkai kata-kata
membentuknya menjadi kalimat
Aku ingin merangkai kalimat-kalimat
membentuknya menjadi paragraf
Aku ingin merangkai paragraf-paragraf
membentuknya menjadi cerita pendek
Supaya nantinya kau turut membaca
hasil karyaku
Dan aku membuktikan perkataanmu
bahwa menulis itu mudah

Mudahkah?

Mudahkah merangkai kata

menjadi kalimat?

merangkai kalimat

menjadi paragraf?

merangkai paragraf

menjadi cerita?

Kau bilang mudah

Maka aku percaya padamu

Sepi Rindu

Sudah lama kutinggalkan sepi
Sepoi angin
Gemerisik daun
Awan berarak
Derik serangga
semua kerap kunikmati dulu
dalam sepiku

Hal-hal baru datang
mengusik sepiku
menarikku dari sepi
Bising dan tergesa-gesa kini hidupku
Lelah mendera jiwa dan pikiranku
Kurindu sepi
Kuingin kembali pada sepi

Rasa Cinta

Apa rasa cinta itu?
Manis?
Pahit?
Asam?
Asin?
Manis-pahit-asam-asin?

Kenangan

Mengapa aku membuka kembali kenangan masa lalu?
Semua kisah cinta yang telah berlalu
Indah saat diingat lagi, tapi juga membawa rindu
Ada penyesalan, bahagia, menggelikan hati
Ah, semua yang pernah kurasakan dulu
Kini tinggal kenangan
Getaran-getaran yang tak kurasakan lagi
Ingin mengulangnya, tapi hanya fiksi
Sebagai pengingat bahwa cinta selalu ada di hati manusia

Rindu birunya langit

Mendung takkan menghias langit tuk selamanya
Langit biru itu akan tampak lagi
bersama iringan awan putih
Pepohonan hijau segar riang ria menyambut mentari
Hilanglah gundah maupun susah

Hujan

Hari ini tiada cerah mentari
Awan kelabu enggan beranjak
Tanpa sesal taburkan rintik hujan
Menetes di genting
Menetes di lembar daun
Menetes di mahkota bunga
Menetes di tanah
Menetes di bebatuan
Membasahi jalanan
Melebur dalam aliran sungai
Melepas rindu pada luas samudra

kau atau dia?

Getar di hatiku buatku gelisah
Apakah ini karena kau atau dia?
Makin 'ku bertanya makin 'ku gundah
Kepada siapa pikiranku jauh berkelana?
Kau atau dia?
Apakah ini rindu?
Rindu ini untuk siapa?
Kau atau dia?
Haruskah aku menyelam lebih dalam
ke pusaran hati yang bimbang?
Bukan kau, bukan dia
Ini hanya aku
Aku merindu diriku
Menyangkal gelisah

Tunjukkan

Tunjukkan kalau kau sayang aku
Lewat puisi
Lewat lagu
Lewat cerita
Lewat goresan warna
Lewat secangkir teh manis hangat
Tak hanya kata sayang

Hampa

Semua sensasi itu datang dan pergi
tak pernah tinggal lama
Membuatku tergoda saat ia ada
dan membuatku hampa saat ia tiada
Berbagai kesibukanku mengusirnya
Hening ini mengundangnya kembali
tapi tak pernah lama
Meninggalkanku lagi dalam kehampaan
dunia

Teman

Aku kenal luas dunia darimu
Hal-hal baru nan menarik kuketahui darimu
Berbagai tantangan kujalani karenamu
Kadang aku bosan, kupikir itu salahmu
Tapi saat aku butuh, kau selalu menjawabku
tak peduli aku pernah abaikanmu
Dulu aku sering mengadukanmu pada Tuhan
Semua kebaikanmu sempat curi hatiku
Tapi aku tak pernah yakin pada perasaanku
Aku tak tahu sejak kapan kau anggapku
lebih dari teman
Saat kau ungkapkan isi hatimu,
saat itu jugalah aku menyakitimu
Aku ingin kita selalu berteman
Sampai kini pun

Kembalilah, Kawan

Kenangan akan seorang kawan di masa lalu
walau berusaha dilupakan, dia selalu hadir
Dulu dia memang kawanku... atau kuharap lebih?
Apakah dia berharap lebih?
Kami tak pernah lebih dari kawan

Pernah ku tak acuh
Sadarkah dia?

Kini saat dia mulai menjauh
Ada sesuatu yang hilang dalam... hati ini...
Dia kawanku, masihkah kini?
Ku tak sanggup tuk bertanya...

Sepi Kini

Hidup ini makin sepi...
atau hanya perasaanku saja?..
atau hanya hidupKU yang sepi??
Aku mencari... terus mencari...
jalan keluar dari sepi ini...

Lalu kuingat-ingat lagi...
dulu aku juga hidup dalam sepi..
tapi tak seSEPI ini...
Sepi ini berbeda...
berbeda dengan sepiku yang dulu...

Apakah keluhanku ini berarti?
Akankah ada yang peduli?
Sepi...